sulhirohis36

SAHABAT SAHABAT itu seperti BINTANG, meski jauh dia tetap BERCAHAYA, Meski kadang menghilang, Dia tetap ada tidak bisa dimiliki , Tapi tidak bisa di lupakan dan akan selalu di dalam hati. SAMPAI KAPAN PUN......

Sejumlah alat berat di Tanjung Priok Car Terminal (TPT), Jakarta. TEMPO/Seto WardhanaTEMPO Interaktif, Jakarta - Investasi di sektor industri alat berat ditargetkan mencapai US$ 1 miliar dalam jangka waktu 4-5 tahun mendatang. Direktur Jenderal Industri Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan investasi ini akan mendorong pertumbuhan industri di sektor alat berat hingga 8-9 persen per tahun
"Industri alat berat memiliki prospek cerah di pasar domestik," katanya di Jakarta, Senin (7/3). Pendorong utama pertumbuhan industri ini adalah permintaan yang tinggi dari sektor konstruksi dan pertambangan.

Budi mengatakan pangsa pasar alat berat di dalam negeri mencapai 8000 unit tahun lalu. Tahun ini diperkirakan akan meningkat menjadi 10.000 unit. Minat investor untuk membangun fasilitas produksi alat berat di dalam negeri juga meningkat.

Ini terjadi menyusul realisasi kerjasama Krakatau Steel dan Pohang Iron and Steel Company (Posco), yang menjadi sinyal perbaikan industri baja domestik. Artinya ketersediaan bahan baku baja untuk produksi alat berat lebih terjamin. Meskipun investor-investor ini bukan pemain baru di industri.

Budi mengatakan setidaknya ada lima calon investor dengan nilai investasi masing-masing US$ 150 juta. Investasi ini akan diikuti dengan investasi lain di sektor produksi komponen pendukung yang nilainya bisa mencapai 40 persen dari investasi utama.

Pemerintah cukup yakin jika investasi ini terealisasi maka industri alat akan terus tumbuh positif. Apalagi jika pertumbuhan ini diikuti dengan pertumbuhan bisnis kendaraan komersial dan alat berat sebagai industri penunjang. Salah satu produsen kendaraan alat berat juga diminta untuk terlibat.

"Pemerintah mendorong Mitsubishi untuk menggarap bisnis kendaraan komersial dan alat berat," katanya. Terutama untuk produk truk angkutan skala medium dan ringan yang kebutuhannya terus naik seiring pertumbuhan ekonomi. Sejauh ini pemenuhan kebutuhan dua produk tersebut masih melalui impor.

Kartika Candra

0 komentar:

Posting Komentar